MAKALAH
KIMIA ANALIS II
TENTANG
ANALISIS KATION
Di Susun Oleh Kelompok VI :
1.
Insanul Akmal
2.
Lilik Yuliatin
3.
Suliati
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN (STIKes)
QAMARUL HUDA
BAGU~PRINGGARATA~LOTENG
2016
KATA PENGANTAR
السلا Ù… علئكم ورØمة اللة
وبر كا تة
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Tugas Kimia Analis I tentang
“Analisis Kation” terselesaikan dengan lancar.
Tugas ini disusun sebagai tugas pembelajaran dengan tujuan yang lebih
khusus untuk menambah pengetahuan tentang “Analisis Kation” dan
lebih mengenal pentingnya bagi tubuh kita.
Harapan saya semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi saya sendiri
dan pembaca. Saya telah berusaha sebisa
mungkin untuk menyelesaikan tugas ini namun masih jauh dari sempurna dan banyak
kekurangan, maka saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna menyempurnakan tugas ini dan tugas berikutnya.
والسلام عليكم ورØمةاللة
وبركا تة
Lombok
Tengah, 18 Februari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………… i
Dafrtar Isi ………………………………………………………………………………… ii
BAB I : Pendahuluan
A.
Latar
Belakang ………………………………………………………. 1
B.
Tujuan ……………………………………………………………… 2
C.
Rumusan
Masalah …………………………………………………… 2
BAB II : Pembahasan
A.
Analis
Kation …………………….……………………………………. 3
B.
Sistematika
Analis Kation …………………………….……………….. 2
C.
Reaksi Identifikasi Terhadap Beberapa Kation ………………….……. 7
BAB III : Penutup
A.
Kesimpulan …………………………………………………………… 10
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………… iv
BAB I
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang
Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zat-zat
yang terkandung di dalamnya, serta cara-cara pengolahanya. Seluk beluk tentang
pengidentifikasian dan pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk itu,
pengetahuan tentang analisiskualitatif sangat esensial untuk di jadikan salah
satu keahlian bagiseorangfarmasis.
Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik kation
maupun anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-peraksi tertentu. Setiap
ion akan memberikan hasil reaksi tertentu yang dapat membedakan dengan ion-ion
yang lain.
Analisis kualitatif adalah analisa yang dilakukan untuk mengidentifikasi
suatu zat. Analisa ini sangat diperlukan dalam dunia kefarmasian, karena dalam
kefarmasian banyak berhubungan dengan bahan-bahan obat. Analisa kualitatif
dilakukan untuk menentukan macam atau jenis zat / komponen-komponen bahan yang
dianalisa yaitu apa isi dari bahan atau zat tersebut. Sehingga sebagai seorang
farmasis diharapkan kita dapat mengetahui zat-zat apa saja yang dikandung dalam
suatu sediaan obat.
Dalam analisis kualitatif dilakukan identifikasi kation dan anion.
Identifikasi untuk sebuah sampel untuk menentukan kation I sampai VI dan anion
I sampai VI. Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-anion
diklasifikasikan dalam enam golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu
terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi
kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida
dan ammonium karbonat. klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak.
Jadi, klasifikasi kation yang paling umum di dasarkan atas perbedaan kelarutan
dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut.
B.
Maksud dan Tujuan
1.
Memahami dan untuk mengetahui
tahap-tahap identifikasi kation pada suatu sampel
2.
mengidentifikasi kation terhadap
suatu sampel untuk menentukan golonganya dengan cara uji pendahuluan dan uji
penegasan dengan menggunakan beberapa reaksi spesifik.
3.
Penentuan suatu zat kation melalui
identifikasi menggunakan pereaksi-pereaksi spesik dengan menggunakan sampel
dari katio hingga terjadi perubahan dalam bentuk endapan atau perubahan warna
dan pelepasan gas.
4.
Melakukan analisis kation dalam
suatu cuplikan melalui penentuan golongan dan tes khusus (Specific test).
C.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja yang di butuhkan untuk
melakukan analisis
2.
Apakah yang dimaksud denggan (Pb2+), (Ag+) dan (Hg2+)
3.
Golongan apa saja yang terdapat
dalam analisis kation tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Analisis Kation
Kimia analisis secara garis besar
dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya
adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh.
Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi
sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat
tertentu yang ada dalam sampel. Prosedur yang
biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui, pertama kali
adalah membuat sampel (contoh) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan).
Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang mungkin
ada. Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi berbagai
konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion
terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan
kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang
akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen
(pereaksi) tertentu yang kan memberikan larutan atau endapan berwarna yang
merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu.
Analaisis campuran kation-kation
memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya
diikuti pemisahan masing-masing golongan ke dalam sub golongan dan
komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan didasarkan perbedaan sifat
kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu
dan memisahkan dari ion-ion lainnya. Sebagai suatu gambaran, penambahan HCl
dalam larutan yang mengandung semua ion hanya akan mengendapkan klorida dari
ion-ion timbal (Pb2+), perak (Ag+) dan raksa (Hg2+). Setelah ion-ion golongan ini diendapkan dan dipisahkan,
ion-ion lain yang ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan dan penambahan
H2S dalam suasana asam. Setelah endapan dipisahkan perlakuan selanjutnya dengan
pereaksi tertentu memungkinkan terpisahnya golongan lain. Jadi dalam analisis
kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan,
berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa pereaksi antara lain adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat. Umumnya klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan
kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation-kation tersebut. Skema
di bawah ini memperlihatkan pemisahan kation-kation dalam golongan I sampai
dengan V berdasarkan sifat kimianya. Setelah pemisahan dilakukan uji spesifik
untuk masing-masing kation.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki
ciri khas tertentu diantaranya:
1.
Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. Dalam suasana asam, klorida dan
kation dari golongan lain larut. Penggunaan asam klorida berlebih untuk
pengendapkan kation golongan I memiliki dua keuntungan yaitu memperoleh endapan
klorida semaksimal mungkin dan menghindari terbenuknya endapan BIOCI dan SbOCI.
Kelebihan asam klorida yang terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan PbCl 2 larut
kembali dalam bentuk kompleks sedangkan klorida raksa (I), Hg, Cl2 ,
tetap stabil.
2.
Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion
golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Kation golongan II dibagi
dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan tembaga dan sub golongan arsenik.
Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium
polisulfida. Sementara sulfida dari sub golongan tembaga tidak larut dalam
regensia ini, sulfida dari sub grup arsenik melarut dengan membentuk garam tio.
Golongtan II sering disebut juga sebagai asam hidrogen sulfida atau glongan
tembaga timah. Klorida, nitrat, dan sulfat sangat mudah larut dalam air.
Sedangkan sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut.
3.
Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer (buffer
ammonium-amonium klorida). Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium
sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr,
Co, Mn, Zn. Logam-logam diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan
kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna
dari sulfida dalam larutan air.besi, almunium, dan mangan (sering disertai
sedikit mangan) atau golongan IIIA juga diendapkan sebagai hidroksida oleh
larutan amonia dengan adanya amonium klorida. Endapan hidroksida pada golongan
ini bermacam-macam. Kation golongan IIIB diendapkan sebagai garam sulfidnya
dengan mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa
(dengan larutan buffer NH4Cl dan NH4OH).
4.
Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III.
Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium
klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba,
Ca, Sr.
5.
Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir.
Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+. Untuk menentukan adanya kation NH4+ harus
diambil dari larutan analit mula-mula. Untuk kotion-kation Ca2+, Ba2+,
Sr2+, Na+, dan K+. Identifikasi dapat
dilakukan dengan uji nyala (Harjadi,
1990).
B.
Sistematika Analisis Kation
Prossedur
yang biasa dilakukan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui, pertama kali
adalah membuat sampel yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan).
Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion ion yang
maungkin ada.
Analisis
campuran kation kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam
golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan golongan kedalam sub golongan dan
komponen komponennya. Pemisahhan dalam golongan didasarkan atas perbedaan sifat
kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang dapat mengendapkan ion tertentu
dan memisahkannya dari ion ion lainnya.
Analisis kuantitatif merupakan analisis yang di lakukan untuk mengetahui
unsur apa yang terdapat pada suatu sampel. Analisis kuantitatif untuk zat
anorganika terdiri dari Analisis anion dan analisis kation. Pada analisis
kation, yang dipelajari adalah tahapan analisis kuantitatif yang di lakuakan
sebagai berikut:
1.
Analisis Pendahuluan
Pada cuplikan dilakukan “pemeriksaan pendahuluan” yaitu pengamatan sifat
fisik fisika yaitu warna , bau , bentuk dan test kelarutan dalam air.
2.
Tes Nyala
Untuk menganalisis suatu kation dalam cuplikan , dapat dilakukan tes
nyala.Beberapa logam mempunyai warna nyala tertentu bila dipanaskan dalam
bunsen dengan menggunakan kawat Ni-Cr.
Tabel 3.
Warna Nyala Pada Unsur Logam
Logam-logam
|
Warna
Nyala
|
Na
|
Kuning
|
K
|
Lembayung (kaca kobalt)
|
Li
|
Merah Padam
|
Ca
|
Merah Kuning
|
Sr
|
Kuning Hijau
|
Cu + logam boraks
|
Hijau
|
Pb, As, Sb, Bi
|
Biru Muda
|
3.
Penentuan Golongan Kation
Untuk identifikasi kation secara sistematis, harus dilakukan pemisahan golongan.Setelah
itu baru di lakukan uji spesifik setiap kation yang ada dalam golongan tersebut untuk
mengidentifikasi keberadaan di dalam cuplikan.Dalam analisis kation ini
terdapat lima golongan :
a.
Golongan 1 : akan mengendap sebagai garam klor dalam kondisi
asam yang kuat.
b.
Golongan 2 : akan mgengendap sebagai
garam sulfida atau hidroksida dalam suasana sedikit basa.
c.
Golongan 3 : akan mengendap
sebagai garam sulfida atau diroksida dalam sedikit basa.
d.
Golongan 4 : tetap berada dalam
larautan setelah pemeriksaan kation golongan 1,2, dan 3.
e.
Golongan 5 : Golongan 5 dapat di
pisahkan langsung dari golongan 1-4.karena gas
mempunyai bau yang tidak enak
serat berbahaya , maka di gunakan tiosetamida sebagai pengganti Reaksi
tioasetamida dengan air bila di panas kan akan menghasilkan juga, tetapi berupa
larutan.
4.
Sistematika Pemisahan Golongan Untuk Kation
C.
Reaksi Identifikasi Terhadap Beberapa Kation
1.
Golongan 1 :
a.
Ag+
1 ml larutan cuplikan + 5 tetes
HCl 2M Endapan Putih
Endapan larut bila ditambahkan
3/2 ml NH3 6M dan larut menjadi bening
1 ml larutan cuplikan + 2 tetes
NH3 1m Endapan Coklat
Tambah kan ½ ml NH3 1M
, endapan larut dan larutan menjadi bening
b.
Pb+
1ml cuplikan + 4 tetes K2CrO4
0,1M Kuning
1ml cuplikan + 2 tetes NH3
1M Putih ( T idak larut dalam NH3
berlebih)
2.
Golongan 2 :
a.
Hg2+
1ml cuplikan + ½ tetes N3
1M
Kuning Keruh
1ml cuplikan + 1 ml Ki 0,1M Merah Keruh
b.
Cu2+
1ml cuplikan + 2 tetes NH3 1M Biru Mudah
Tambahkan amoniak berlebih (NH4OH
1M) terjadi larutan biru tua
c.
Sn2+
1ml cuplikan + 1ml Hg(NO3)2
0,1M Putih
3.
Golongan 3 :
a.
Fe2+
1ml cuplikan + 5 tetes NaOH 2m Endapan seperti gelatin warna coklat
1ml cuplikan + 5 tetes K3Fe(CN)6
0,5M Biru tua
b.
Fe3+
1ml cuplikan + 3 tetes KSCN 0,1M
Merah tua
1ml cuplikan + 3 tetes K4Fe(CN)6
0,5M Biru berlin
c.
CO2+
2ml cuplikan + 1 spatula KSCN Biru keungunan
Tambahkan eter amil alkohol
berubah menjadi biru
d.
Mn2+
5 tetes cuplikan + seujung
spatula natrium bismutat + 5 tetes HNO3 6M Merah Violet
e.
Ni2+
1ml cuplikan + 2 tetes NH3 1M
+ 1ml dimetilglioksim Merah
f.
Al3+
1ml cuplikan + 3 tetes CH3COOH
+ Seujung spatula natrium asetat + 1ml larutan morin Fluoresence hijau
1ml cuplikan + 2 tetes NaOH 2M putih Seperti gelatin yang dapat larut
dalam kelebihan NaOH
4.
Golongan 4 :
a.
Ba2+
1ml cuplikan + 5 tetes H2SO4
2M Putih ( Tidak larut dalam asam
kuat )
1ml cuplikan + 5 tetes K2CrO4
0,1M Kuning mudah
b.
Ca2+
1ml cuplikan + 4 tetes (oksalat)
Putih
1ml cuplikan + 5tetes H2SO4
2M Tidak ada endap
5.
Golongan 5 :
a.
Na+
Jika reaksi –reaksi untuk kation
lain didalam golongan 5 negatif dan warna nyala positif (dalam waktu 1 menit)
berarti ada atom Na.
b.
K+/Na+
Seujung spatula Na2(CO(NO2)6)
+ ½ ml air + 2 tetes CH3COOH 2M , maka terbentuk endapan kuning.
c.
Mg2+
1ml cuplikan + 4 tetes NH4Cl
1M , NH4OH/NH3 2M dan 1ml Na2HPO4
0,1M maka timbul endapan putih.
d.
NH4+
1 sendok spatula cuplikan + 1ml
NaOH 6M panaskan gas amonia akan lepas san dapat di identifikasi dengan baunya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Identifikasi kation-kation dalam larutan
sampel dapat dilakukan dengan analisis kualitatif berdasarkan sifat-sifat dari
kation tersebut terhadap reagensia.
2.
Reagensia digunakan untuk
mengidentifikasi kation didasarkan pada kemampuan untuk bereaksi dengan
pereaksi lain dan membentuk warna yang khas.
3.
Kation golongan I akan mengendap
bila ditambahakan dengan anion Cl (dari NaCl) dan diperoleh endapan putih yang
menandakan adanya kation Ag+ dan Pb+2
4.
Pb2+ akan larut dalam air panas,
sedangkan Ag+ tidak, karena kelarutan PbCl2 meningkat seiring dengan kenaikan
suhu.
5.
Pada proses identifikasi endapan (2)
diperoleh filtrat (c) yang merupakan kation Co2+ dari ion kompleks [Co(NH3)6]2+
dan endapan (3) yang merupakan kation Fe3+ dari endapan coklat Fe(OH)¬3.
6.
Al3+ bersifat amfoter, karena pada
penambahan ion OH− yang berlebih, endapanya perlahan-lahan akan larut dan
membentuk senyawa kompleks [Al(OH)4]−
7.
Pemisahan endapan dari larutannya
dapat dilakukan dengan cara sentrifuge.
TANYA JAWAB
SESI PERTAMA
NO
|
NAMA
|
KELOMPOK
|
PERTANYAAN
|
|
|
|
|
TANYA JAWAB
SESI KEDUA
NO
|
NAMA
|
KELOMPOK
|
PERTANYAAN
|
|
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Day RA. Jr dan Al Underwood. 1992, Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima,
Erlangga, Jakarta
Harjadi, W. 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia, Jakarta
Keenan, W. Kleinfelter. 1999, Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta
Vogel. 1985, Analisis Anorganik
Kualitatif makro dan semimikro, PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta
TITanium prices per ounce - TITanium Art
BalasHapusTITanium's Prices Per Day. TINUM. titanium white $4.99. $6.49. TINUM. $6.49. TINUM. $6.49. TINUM. $6.49. TINUM. $6.49. TINUM. gold titanium alloy $6.49. ford fusion hybrid titanium TINUM. citizen titanium watch $6.49. TINUM. titanium white octane blueprint $6.49. TINUM.