Jumat, 23 Juni 2017

Makalah Kimia Analis Tentang Analisis Kation




MAKALAH
KIMIA ANALIS II
TENTANG
ANALISIS KATION


Di Susun Oleh Kelompok VI :
1.      Insanul Akmal
2.      Lilik Yuliatin
3.      Suliati

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
QAMARUL HUDA
BAGU~PRINGGARATA~LOTENG
2016



KATA PENGANTAR


السلا م علئكم ورحمة اللة وبر كا تة
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Tugas Kimia Analis I tentang “Analisis Kation” terselesaikan dengan lancar.
Tugas ini disusun sebagai tugas pembelajaran dengan tujuan yang lebih khusus untuk menambah pengetahuan tentang “Analisis Kation” dan lebih mengenal pentingnya bagi tubuh kita.
Harapan saya semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi saya sendiri dan  pembaca. Saya telah berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan tugas ini namun masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, maka saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini dan tugas berikutnya.

والسلام عليكم ورحمةاللة وبركا تة

                                                                                                   Lombok Tengah, 18 Februari 2016


                                                                                                                        Penyusun




DAFTAR ISI

Kata Pengantar   ……………………………………………………………………………        i  
Dafrtar Isi   …………………………………………………………………………………       ii  
BAB I             : Pendahuluan                                                                                                         
A.    Latar Belakang     ……………………………………………………….       1  
B.     Tujuan       ………………………………………………………………       2  
C.     Rumusan Masalah     ……………………………………………………       2
BAB II            : Pembahasan                                                                                                          
A.    Analis Kation  …………………….…………………………………….       3
B.     Sistematika Analis Kation …………………………….………………..       2
C.     Reaksi Identifikasi Terhadap Beberapa Kation  ………………….…….       7
BAB III          : Penutup
A.    Kesimpulan   ……………………………………………………………     10
Daftar Pustaka        …………………………………………………………………………      iv


BAB I
PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang
Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zat-zat yang terkandung di dalamnya, serta cara-cara pengolahanya. Seluk beluk tentang pengidentifikasian dan pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk itu, pengetahuan tentang analisiskualitatif sangat esensial untuk di jadikan salah satu keahlian bagiseorangfarmasis.
Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik kation maupun anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-peraksi tertentu. Setiap ion akan memberikan hasil reaksi tertentu yang dapat membedakan dengan ion-ion yang lain.
Analisis kualitatif adalah analisa yang dilakukan untuk mengidentifikasi suatu zat. Analisa ini sangat diperlukan dalam dunia kefarmasian, karena dalam kefarmasian banyak berhubungan dengan bahan-bahan obat. Analisa kualitatif dilakukan untuk menentukan macam atau jenis zat / komponen-komponen bahan yang dianalisa yaitu apa isi dari bahan atau zat tersebut. Sehingga sebagai seorang farmasis diharapkan kita dapat mengetahui zat-zat apa saja yang dikandung dalam suatu sediaan obat.
Dalam analisis kualitatif dilakukan identifikasi kation dan anion. Identifikasi untuk sebuah sampel untuk menentukan kation I sampai VI dan anion I sampai VI. Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-anion diklasifikasikan dalam enam golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida dan ammonium karbonat. klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi, klasifikasi kation yang paling umum di dasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut.



B.     Maksud dan Tujuan
1.      Memahami dan untuk mengetahui tahap-tahap identifikasi kation pada suatu sampel
2.      mengidentifikasi kation terhadap suatu sampel untuk menentukan golonganya dengan cara uji pendahuluan dan uji penegasan dengan menggunakan beberapa reaksi spesifik.
3.      Penentuan suatu zat kation melalui identifikasi menggunakan pereaksi-pereaksi spesik dengan menggunakan sampel dari katio hingga terjadi perubahan dalam bentuk endapan atau perubahan warna dan pelepasan gas.
4.      Melakukan analisis kation dalam suatu cuplikan melalui penentuan golongan dan tes khusus (Specific test).

C.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang di butuhkan untuk melakukan analisis
2.      Apakah yang dimaksud denggan (Pb2+), (Ag+) dan (Hg2+)
3.      Golongan apa saja yang terdapat dalam analisis kation tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Analisis Kation
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Prosedur yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui, pertama kali adalah membuat sampel (contoh) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang mungkin ada. Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang kan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu.
Analaisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu dan memisahkan dari ion-ion lainnya. Sebagai suatu gambaran, penambahan HCl dalam larutan yang mengandung semua ion hanya akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal (Pb2+), perak (Ag+) dan raksa (Hg2+). Setelah ion-ion golongan ini diendapkan dan dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan dan penambahan H2S dalam suasana asam. Setelah endapan dipisahkan perlakuan selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan terpisahnya golongan lain. Jadi dalam analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan, berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa pereaksi antara lain adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat. Umumnya klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation-kation tersebut. Skema di bawah ini memperlihatkan pemisahan kation-kation dalam golongan I sampai dengan V berdasarkan sifat kimianya. Setelah pemisahan dilakukan uji spesifik untuk masing-masing kation.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya:
1.            Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. Dalam suasana asam, klorida dan kation dari golongan lain larut. Penggunaan asam klorida berlebih untuk pengendapkan kation golongan I memiliki dua keuntungan yaitu memperoleh endapan klorida semaksimal mungkin dan menghindari terbenuknya endapan BIOCI dan SbOCI. Kelebihan asam klorida yang terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan PbCl 2 larut kembali dalam bentuk kompleks sedangkan klorida raksa (I), Hg, Cl2 , tetap stabil.
2.            Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Kation golongan II dibagi dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan tembaga dan sub golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub golongan tembaga tidak larut dalam regensia ini, sulfida dari sub grup arsenik melarut dengan membentuk garam tio. Golongtan II sering disebut juga sebagai asam hidrogen sulfida atau glongan tembaga timah. Klorida, nitrat, dan sulfat sangat mudah larut dalam air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut.
3.            Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer (buffer ammonium-amonium klorida). Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Logam-logam diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air.besi, almunium, dan mangan (sering disertai sedikit mangan) atau golongan IIIA juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium klorida. Endapan hidroksida pada golongan ini bermacam-macam. Kation golongan IIIB diendapkan sebagai garam sulfidnya dengan mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa (dengan larutan buffer NH4Cl dan NH4OH).
4.            Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5.            Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+Untuk menentukan adanya kation NH4+ harus diambil dari larutan analit mula-mula. Untuk kotion-kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na+, dan K+. Identifikasi dapat dilakukan dengan uji nyala (Harjadi, 1990).

B.     Sistematika Analisis Kation
Prossedur yang biasa dilakukan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui, pertama kali adalah membuat sampel yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion ion yang maungkin ada.
Analisis campuran kation kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan golongan kedalam sub golongan dan komponen komponennya. Pemisahhan dalam golongan didasarkan atas perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang dapat mengendapkan ion tertentu dan memisahkannya dari ion ion lainnya.
Analisis kuantitatif merupakan analisis yang di lakukan untuk mengetahui unsur apa yang terdapat pada suatu sampel. Analisis kuantitatif untuk zat anorganika terdiri dari Analisis anion dan analisis kation. Pada analisis kation, yang dipelajari adalah tahapan analisis kuantitatif yang di lakuakan sebagai berikut:
1.            Analisis Pendahuluan
Pada cuplikan dilakukan “pemeriksaan pendahuluan” yaitu pengamatan sifat fisik fisika yaitu warna , bau , bentuk dan test kelarutan dalam air.
2.            Tes Nyala
Untuk menganalisis suatu kation dalam cuplikan , dapat dilakukan tes nyala.Beberapa logam mempunyai warna nyala tertentu bila dipanaskan dalam bunsen dengan menggunakan kawat Ni-Cr.
Tabel 3. Warna Nyala Pada Unsur Logam
Logam-logam
Warna Nyala
Na
Kuning
K
Lembayung (kaca kobalt)
Li
Merah Padam
Ca
Merah Kuning
Sr
Kuning Hijau
Cu + logam boraks
Hijau
Pb, As, Sb, Bi
Biru Muda

3.            Penentuan Golongan Kation
Untuk identifikasi kation secara sistematis, harus dilakukan pemisahan golongan.Setelah itu baru di lakukan uji spesifik setiap kation yang  ada dalam golongan tersebut untuk mengidentifikasi keberadaan di dalam cuplikan.Dalam analisis kation ini terdapat lima golongan :
a.             Golongan 1 :  akan mengendap sebagai garam klor dalam kondisi asam yang kuat.
b.            Golongan 2 : akan mgengendap sebagai garam sulfida atau hidroksida dalam suasana sedikit basa.
c.             Golongan 3 : akan mengendap sebagai garam sulfida atau diroksida dalam sedikit basa.
d.            Golongan 4 : tetap berada dalam larautan setelah pemeriksaan kation golongan 1,2, dan 3.
e.             Golongan 5 : Golongan 5 dapat di pisahkan langsung dari golongan 1-4.karena gas  mempunyai bau yang tidak       enak serat berbahaya , maka di gunakan tiosetamida sebagai pengganti Reaksi tioasetamida dengan air bila di panas kan akan menghasilkan juga, tetapi berupa larutan.



4.            Sistematika Pemisahan Golongan Untuk Kation
analisis-kation-4-638.jpg

C.     Reaksi Identifikasi Terhadap Beberapa Kation
1.            Golongan 1 : 
a.             Ag+
1 ml larutan cuplikan + 5 tetes HCl 2M          Endapan Putih
Endapan larut bila ditambahkan 3/2 ml NH3 6M dan larut menjadi bening
1 ml larutan cuplikan + 2 tetes NH3 1m          Endapan Coklat
Tambah kan ½ ml NH3 1M , endapan larut dan larutan menjadi bening
b.            Pb+
1ml cuplikan + 4 tetes K2CrO4 0,1M Kuning
1ml cuplikan + 2 tetes NH3 1M          Putih ( T idak larut dalam NH3 berlebih)
2.            Golongan 2 :
a.             Hg2+
1ml cuplikan + ½ tetes N3 1M                        Kuning Keruh
1ml cuplikan + 1 ml Ki 0,1M              Merah Keruh
b.             Cu2+
1ml cuplikan  + 2 tetes NH3 1M                        Biru Mudah
Tambahkan amoniak berlebih (NH4OH 1M) terjadi larutan biru tua
c.             Sn2+
1ml cuplikan + 1ml Hg(NO3)2 0,1M                          Putih

3.            Golongan 3 :
a.             Fe2+
1ml cuplikan + 5 tetes NaOH 2m                     Endapan seperti gelatin warna coklat
1ml cuplikan + 5 tetes K3Fe(CN)6 0,5M                                      Biru tua
b.            Fe3+
1ml cuplikan + 3 tetes KSCN 0,1M                     Merah tua
1ml cuplikan + 3 tetes K4Fe(CN)6 0,5M                                      Biru berlin
c.             CO2+
2ml cuplikan + 1 spatula KSCN                     Biru keungunan
Tambahkan eter amil alkohol berubah menjadi biru
d.            Mn2+
5 tetes cuplikan + seujung spatula natrium bismutat + 5 tetes HNO3 6M Merah Violet
e.             Ni2+
1ml cuplikan + 2 tetes NH3 1M + 1ml dimetilglioksim                      Merah
f.             Al3+
1ml cuplikan + 3 tetes CH3COOH + Seujung spatula natrium asetat + 1ml larutan morin Fluoresence hijau
1ml cuplikan + 2 tetes NaOH 2M       putih Seperti gelatin yang dapat larut dalam kelebihan NaOH



4.            Golongan 4 :
a.             Ba2+
1ml cuplikan + 5 tetes H2SO4 2M       Putih ( Tidak larut dalam asam kuat )
1ml cuplikan + 5 tetes K2CrO4 0,1M              Kuning mudah
b.            Ca2+
1ml cuplikan + 4 tetes (oksalat)          Putih
1ml cuplikan + 5tetes H2SO4 2M        Tidak ada endap

5.            Golongan 5 :
a.             Na+
Jika reaksi –reaksi untuk kation lain didalam golongan 5 negatif dan warna nyala positif (dalam waktu 1 menit) berarti ada atom Na.
b.            K+/Na+
Seujung spatula Na2(CO(NO2)6) + ½ ml air + 2 tetes CH3COOH 2M , maka terbentuk endapan kuning.
c.             Mg2+
1ml cuplikan + 4 tetes NH4Cl 1M , NH4OH/NH3 2M dan 1ml Na2HPO4 0,1M  maka timbul endapan putih.
d.            NH4+
1 sendok spatula cuplikan + 1ml NaOH 6M panaskan gas amonia akan lepas san dapat di identifikasi dengan baunya.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Identifikasi kation-kation dalam larutan sampel dapat dilakukan dengan analisis kualitatif berdasarkan sifat-sifat dari kation tersebut terhadap reagensia.
2.      Reagensia digunakan untuk mengidentifikasi kation didasarkan pada kemampuan untuk bereaksi dengan pereaksi lain dan membentuk warna yang khas.
3.      Kation golongan I akan mengendap bila ditambahakan dengan anion Cl (dari NaCl) dan diperoleh endapan putih yang menandakan adanya kation Ag+ dan Pb+2
4.      Pb2+ akan larut dalam air panas, sedangkan Ag+ tidak, karena kelarutan PbCl2 meningkat seiring dengan kenaikan suhu.
5.      Pada proses identifikasi endapan (2) diperoleh filtrat (c) yang merupakan kation Co2+ dari ion kompleks [Co(NH3)6]2+ dan endapan (3) yang merupakan kation Fe3+ dari endapan coklat Fe(OH)¬3.
6.      Al3+ bersifat amfoter, karena pada penambahan ion OH− yang berlebih, endapanya perlahan-lahan akan larut dan membentuk senyawa kompleks [Al(OH)4]−
7.      Pemisahan endapan dari larutannya dapat dilakukan dengan cara sentrifuge.




TANYA JAWAB
SESI PERTAMA
NO
NAMA
KELOMPOK
PERTANYAAN





TANYA JAWAB
SESI KEDUA
NO
NAMA
KELOMPOK
PERTANYAAN






DAFTAR PUSTAKA
Day RA. Jr dan Al Underwood. 1992, Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta
Harjadi, W. 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia, Jakarta
Keenan, W. Kleinfelter. 1999, Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta
Vogel. 1985, Analisis Anorganik Kualitatif makro dan semimikro, PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta

 

1 komentar:

  1. TITanium prices per ounce - TITanium Art
    TITanium's Prices Per Day. TINUM. titanium white $4.99. $6.49. TINUM. $6.49. TINUM. $6.49. TINUM. $6.49. TINUM. $6.49. TINUM. gold titanium alloy $6.49. ford fusion hybrid titanium TINUM. citizen titanium watch $6.49. TINUM. titanium white octane blueprint $6.49. TINUM.

    BalasHapus